Senin, 09 November 2009

PSSI Maju Tawarkan Tuan Rumah 2022

JAKARTA - Pemerintah Indonesia memberikan dukungannya terhadap PSSI yang maju menjadi peserta bidding (penawaran) tuan rumah Piala Dunia 2022. Dukungan itu tertuang dalam surat berlogo Garuda dari Menko Kesra Aburizal Bakrie yang ditujukan langsung kepada Presiden FIFA Seppt Blatter.

Surat Menko Kesra itu akan dibawa langsung tim biding PSSI yang bertolak dari Tanah Air, Sabtu (22/8), menuju markas FIFA di Zurich. “Surat dukungan pemerintah akan kita sampaikan langsung kepada Presiden FIFA,” kata Deputi Sekjen PSSI, Hamka B. Kadi kepada wartawan, Jumat (21/8) sore.

Tim biding PSSI yang bertolak ke markas FIFA adalah, Hamka Kadi, Deputi Sekjen bidang Marketing, Media dan IT PSSI, Siauki Suratno, CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono serta Eksekutif Komite bidang Komite Legal PSSI, Syarif Bastaman.

Tim bidding PSSI itu juga akan mengikuti lokakarya (workshop) di markas FIFA pada 24-27 Agustus mendatang. Dalam workshop tersebut, PSSI akan menyampaikan persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 yang meliputi empat requairement (kebutuhan), yakni fasilitas hotel, fasilitas pelatihan, kesiapan kota yang akan menjadi tuan rumah serta stadion.

Sesuai persyaratan FIFA, tuan rumah Piala Dunia harus memiliki dua stadioan berkapasitas 80 ribu tempat duduk, serta empat stadion berkapasitas 40 ribu. Indonesia memiliki Stadion Utama Senayan yang memiliki 88 ribu tempat duduk, serta rencana pembangunan stadion di Surbaya berkapasitas tempat duduk di atas 80 ribu. Hal lain, termasuk fasilitas penerbangan internasional.

Setelah tim bidding PSSI mengikuti workshop di Zurich, maka pada 1 September mendatang PSSI sudah harus membentuk Komite Bidding yang independen. Komite itu akan diketuai Ginandar Kartasasmita. “Komite Bidding nanti yang akan bekerja untuk menyakinkan FIFA,” kata Hamka. “Nantinya, Komite Bidding yang akan berkomunikasi dengan FIFA, bukan lagi PSSI.”

Namun demikian, PSSI akan memberikan dorongan kepada Komite Bidding, misalnya memberikan konsultan berpengalaman dari luar negeri. Hanya saja, konsultan tersebut tidak punya kapasitas berkomunikasi langsung dengan FIFA, tetapi memberikan masukan kepada Komite Bidding.

Hal yang krusial, kata Hamka, sebenarnya terjadi pada Januari hingga April mendatang. Pada tenggat waktu itu, FIFA akan menurunkan tim survei untuk melihat kesiapan peserta bidding Piala Dunia, termasuk stadion dan penunjang lainnya. Seperti diketahui, peserta bidding selain Indonesia, ada juga Australia, Spanyol-Portugal, Amerika Serikat, Inggris serta Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar