Senin, 09 November 2009

PDB Indonesia Targetkan Masuk 20 Besar Dunia

JAKARTA - Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diproyeksikan bisa berada di level USD410 miliar atau setara Rp4.100 triliun. Jika target ini terealisasi, PDB Indonesia akan menembus peringkat 20 besar dunia.

"Saya yakin peringkat PDB Indonesia akhir tahun 2008, akan berada di nomor 18 besar dunia. Melewati negara Turki dan mendekati Belanda (negara anggota Uni Eropa)," ujar Ekonom Cyrillus Harinowo, dalam diskusi terbatas, di redaksi Sindo, di Jakarta, Kamis (15/5/2008) sore.

Optimisme Harinowo mencuat setelah beberapa kajian lembaga Internasional, termasuk bank investasi terbesar dunia Goldman Sach menyebut tiga tahun terakhir peringkat PDB Indonesia mengalami peningkatan. Pada 2004, posisi Indonesia masih berada di peringkat 25 dari 80 negara besar dan 2007 peringkat Indonesia membaik ke posisi 21 besar dunia dengan nominal sebesar Rp3.957 triliun.

Indikator kenaikan peringkat ini didorong oleh faktor membaiknya pendapatan perkapita penduduk. Data Bank Dunia (World Bank), kata dia, menyebutkan dari total 225 juta penduduk Indonesia sebesar 22,5 juta penduduknya berpenghasilan diatas USD6.000 pertahun dan 70 juta penduduk berpendapatan diatas USD1.900, dan sisanya di bawah USD1.900.

Jajaran angka statistik pendapatan perkapita (versi world bank ini) lebih tinggi dibandingkan prediksi Goldman Sach tahun 2006 yang berada di kisaran USD1.508 pertahun (232 juta penduduk).

Motor perubahan membaiknya peringkat ini, imbuh dia, karena faktor sumber daya alam dan jumlah penduduk yang mengalami peningkatan daya beli. PDB yang didorong income parkapita yang besar, lanjut dia, pada akhirnya akan memebrikan market yang besar.

Harinowo menambahkan, tahun lalu sektor riil bergerak cukup kencang karena didukung kondisi moneter yang stabil. Bahkan perkembangan sektor perbankan melebihi target dari Bank Indonesia. Dia mencontohkan, akhir tahun lalu pertumbuhan kredit korporasi di Bank Central Asia (BCA) tumbuh cukup tinggi, hingga menembus nilai Rp86 triliun (berada diatas sektor konsumsi yang berada di level Rp12-15 tiliun).

Dorongan perbankan maupun pasar modal inilah yang memicu pertumbuhan perusahaan-perusahaan sektor riil bergerak positif. Lantas benarkah pemerintah berperan besar?

"Sebagian besar perbaikan didorong oleh sektor swasta, sedangkan pemerintah justru terseok-seok dibelakangnya. Lihat saja, industri Indonesia berkembang dimana-mana, tetapi pemerintahnya masih berwacana mengembangkan infratruktur (jalan tol)," ungkap pria yang juga menjabat Komisaris di BCA ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar